Dalam menjalankan roda organisasi yang terus mengalami perubahan situasi dan kondisi, perusahaan dengan segala daya dan upayanya berusaha semaksimal mungkin agar organisasi terus berada dalam persaingan pasar. Tuntutan yang datang haruslah disikapi dengan bijak demi perkembangan perusahaan yang diinginkan dan ketersediaan karyawan harus mampu dimaksimalkan demi menunjang tujuan organisasi.
Perusahaan yang bijak adalah mereka yang mampu menjadikan segala sumber daya yang sebagai alat untuk mencapai apa yang perusahaan inginkan. Bukan hanya menjadikan sumber daya sebagai alat, tetapi juga menjadikan sumber daya memiliki value yang baik untuk menunjang semua kebutuhan. Kebutuhan karyawan atas kinerja mereka di perusahaan juga harus dipenuhi. Dalam kompetensi achievement orientation MCclelland, Atkinson, Clark, and Lowell (1953 dalam Utsch dan Rauch, 2000), kebutuhan energi potensial karyawan terbagi menjadi tiga, yaitu (1) need for achievement, (2) need for power dan (3) need for affiliation.
Need for achievement yang muncul dalam diri seseorang akan mendorong seseorang untuk mengatasi tantangan yang timbul dalam upayanya mencapai tujuan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa individu yang menunjukkan motivasi berprestasi yang tinggi, menandakan bahwa kebutuhan mereka akan berprestasinya tinggi. Need for power merupakan keinginan untuk memiliki pengaruh, menjadi yang berpengaruh, dan mengendalikan individu lain. Need for affiliation adalah kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang baik.
Karyawan yang memiliki ketiga kebutuhan diatas akan jauh lebih mampu mengatasi segala tuntutan atau permasalahan pekerjaan dibanding mereka yang belum terpenuhi kebutuhannya. Tiga kebutuhan tersebut merupakan dasar dalam dinamika keorganisasian yang akan menciptakan budaya sehat dalam perusahaan. Dengan demikian, tujuan dan cita-cita perusahaan perlahan akan tercapai dengan kinerja karyawan yang maksimal karena kebutuhan dasarnya terpenuhi