Sejak terjadinya wabah COVID-19 di akhir tahun 2019, seluruh aktivitas di dunia seakan mati. Terlebih lagi akibat adanya pandemi ini, media digital menjadi kebutuhan pokok masyarakat di seluruh dunia karena adanya larangan berkerumun sehingga aktivitas wajib dilakukan secara online. Berdasarkan (Mungkasa, 2020) Working from home (WFH) atau bekerja dari rumah diterapkan oleh banyak kantor baik swasta ataupun pemerintah. Hal ini akibat adanya anjuran dari World Health Organization (WHO) dengan membatasi aktivitas/perkumpulan seluruh kota seperti lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Calon pelamar kerja yang biasanya melamar pekerjaan datang secara langsung ke perusahaan, saat ini harus beralih ke media digital. Peralatan seperti gadget, internet, komputer, PDA dan peralatan digital lain merupakan salah satu komponen yang disebut media digital. Ibrahim dan Akhmad (dalam Kurniasih, 2019) menjelaskan bahwa media digital memiliki empat kategori yaitu, media pencarian informasi, media permainan interaktif, media partisipatoris dan media komunikasi interpersonal. Oleh karena itu, saat ini rekrutmen calon karyawan dilakukan secara online. Holm (dalam Atmoko, 2017) menyatakan bahwa rekrutmen dengan menggunakan agen manusia dan teknologi, memfasilitasi kolaborasi antara ruang yang bebas dan waktu dan interaksi untuk mempengaruhi, mengidentifikasi dan menarik kandidat yang kompeten merupakan definisi dari rekrutmen online.
Kira-kira apa yang pertama kali dilakukan perusahaan ketika merekrut calon karyawan secara online? Dan apakah hal tersebut penting dan berdampak pada perusahaan? Jadi, hal pertama yang harus dilakukan perusahaan ketika pertama kali merekrut calon karyawan secara online adalah melakukan pemeriksaan latar belakang pada calon karyawan. Media digital mengubah proses tentang pemeriksaan latar belakang seseorang. Menurut Chiang & Sueng (dalam Nugroho, 2018) perekrut mendapatkan tambahan informasi yang dibutuhkan untuk menilai pelamar pada konten media sosial. Untuk menentukan apakah pelamar tersebut sesuai dengan pekerjaan dan organisasi yang mereka lamar. Perekrut biasanya menemukan dalam jumlah yang lebih besar daripada CV pelamar, mengenai konten non-profesional dan profesional di akun media sosialnya.
Di zaman globalisasi dengan teknologi yang canggih dan terus berkembang, pemeriksaan latar belakang bagi calon karyawan bisa dilakukan secara online dan menjadi sangat mudah. Banyaknya pemeriksaan layanan pemeriksaan latar belakang seperti, Accurate Background, , First Advantage, HireRight LLC dan Sterling Talent Solutions. Layanan tersebut menggunakan database untuk mengakses informasi tentang hal-hal seperti kompensasi pekerja, sejarah kredit, dan keyakinan serta catatan mengemudi. Untuk melakukan pemeriksaan latar belakang yang baik menurut (Dessler, 2020) perusahaan harus menerapkan empat langkah, sebagai berikut:
- Menyertakan pernyataan pada formulir aplikasi untuk ditandatangani digital oleh pelamar secara eksplisit.
- Membandingkan formulir pendaftaran dengan resume karena calon karyawan biasanya lebih kreatif pada resume mereka daripada pada formulir aplikasi mereka.
- Perusahaan harus mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan referensi untuk berbicara lebih banyak tentang calon karyawan.
- Melakukan pemeriksaan latar belakang dengan menanyakan kolega, supervisor dan bawahan dari calon karyawan.
Melakukan pemeriksaan latar belakang pada calon karyawan adalah salah satu cara untuk menjaga integritas perusahaan karena karyawan adalah salah satu kunci dari keberhasilan suatu perusahaan. Berdasarkan survey terdapat data yang tidak sesuai dengan yang calon karyawan tuliskan di Curriculum Vitae (CV) mereka sebanyak 58% (Futuready, 2020). Maka dari itu, pemeriksaan latar belakang memberikan dampak yang positif pada perusahaan. Dan merupakan suatu hal yang krusial bagi suatu perusahaan untuk menemukan kandidat terbaik yang akan bekerja di perusahaan mereka.
Untuk melakukan pemeriksaan latar belakang yang baik dan sesuai standar, perusahaan harus membuat kriteria kandidat yang sesuai dengan visi misi perusahaan. Dan menerapkan teori dari Gary Dessler mengenai empat langkah cara melakukan pemeriksaan latar belakang yang baik. Selain itu, memanfaatkan peran media digital dalam melakukan screening dengan berbagai aplikasi yang canggih dan akurat. Hal ini sangat membantu mengingat banyaknya kantor dan perusahaan yang menerapkan wokring from home sehingga rekrutmen pun dilakukan secara online. Dengan beberapa tips mengenai pemeriksaan latar belakang, perusahaan dapat menerapkan dan menemukan kandidat sesuai dengan yang mereka harapkan.
References :
Atmoko, F. K. (2017). Pemakaian rekrutmen online di Indonesia pada perusahaan-perusahaan terdaftar di bursa efek Indonesia. Agora - Online Graduate Humanities Journal, 5(3), 1–6.
Dessler, G. (2020). Human resource management (L. Albelli (ed.); Sixteenth). Pearson Education, Inc.
Futuready. (2020). Pentingnya background check calon karyawan. https://www.futuready.com/artikel/entrepreneurship/background-check/
Kurniasih, E. (2019). Media digital pada anak usia dini. Jurnal Kreatif : Jurnal Kependidikan Dasar, 9(2), 87–91. MEDIA DIGITAL PADA ANAK USIA DINI | Kurniasih | Jurnal Kreatif : Jurnal Kependidikan Dasar
Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari rumah (working from home/wfh): menuju tatanan baru era pandemi covid 19. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 126–150. Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19 | Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning
Nugroho, F. E. (2018). Apakah konten facebook pelamar berpengaruh terhadap keputusan rekrutmen? https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10442/5. FEBBY ERIANTO N…pdf?sequence=1&isAllowed=y