Peran Penting Kepribadian pada Gaya Kepemimpinan Individu

Tim penulis: Hallifatul Ambyah, Kendisza Larassati

Di masa kini, kita harus bisa menjadi seorang pemimpin yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan atau lingkungan yang ada. Menurut Woods (2004), Leadership atau kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikutnya melalui proses komunikasi dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi. Selain itu, Dewi & Wibowo (2020) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses membimbing, mengarahkan dan mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku dan tindakan orang lain untuk digerakkan menuju tujuan tertentu. Maka dari itu, kemampuan kepemimpinan sangat diperlukan saat ini. Untuk dapat mengembangkan kemampuan ini, kita perlu untuk mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu kepribadian. Özbağ (2016) mengatakan bahwa kepribadian dapat memprediksi kemampuan individu dalam memimpin suatu kelompok. Dengan kepribadian yang berbeda, tentu gaya kepimpinan yang dimiliki setiap individu akan berbeda.

Apa itu Gaya Kepemimpinan?

Eddy & Van Der Linden, (2006) mengatakan bahwa leadership style atau gaya kepemimpinan dapat menggantikan definisi kepemimpinan yang didefinisikan secara tradisional dan memberikan cara baru serta berbeda untuk memahami kepemimpinan. Menurut Bono dan Judge (2004) gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh pemimpin dalam berinteraksi dengan pengikut atau bawahannya. Selain itu, terdapat pendapat lain menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku (perkataan dan tindakan) seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain atau bawahan (Erben & Güneşer, 2008).

Model-model kepemimpinan berdasarkan lebih dari 100 tahun penelitian yang mencakup Transformational Leadership, Transactional Leadership dan Passive Avoidant Leadership (Barbuto & Cummins-Brown, dalam Garcia, Duncan, Carmody-Bubb, & Ree, 2014). Berikut beberapa model kepemimpinan;

Transformational Leadership, melibatkan hubungan pertukaran pemimpin dengan anggota di mana para anggota merasakan kepercayaan, loyalitas, dan rasa hormat terhadap pemimpin, dan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan (Garcia, Duncan, Carmody-Bubb, & Ree, 2014). Transformational Leadership ini mengakui kebutuhan anggota dan menjelaskan cara-cara yang perlu dipenuhi terhadap kinerja anggota pada tingkat upaya optimal menuju tujuan yang diinginkan (Hamid, Shah, Rahman & Badlishah, 2020).

Transactional Leadership, melibatkan hubungan pertukaran pemimpin dengan anggota di mana anggota menerima beberapa penghargaan yang terkait dengan kebutuhan tingkat rendah sebagai imbalan atas pemenuhan harapan pemimpin (Garcia, Duncan, Carmody-Bubb, & Ree, 2014). Leadership Transactional ini lebih mengenali kebutuhan anggota dan menjelaskan cara kebutuhan ini dipuaskan terhadap kinerja anggota pada tingkat upaya optimal menuju tujuan yang diinginkan (Hamid, Shah, Rahman & Badlishah, 2020).

Passive Avoidant Leadership, bagian model kepemimpinan ini mencakup dari dua model kepemimpinan yaitu Management-By-Exception-Passive dan Laissez-Faire dimana tidak adanya tindakan yang dilakukan oleh pimpinan dalam menyelesaikan masalah (Garcia, Duncan, Carmody-Bubb, & Ree, 2014). Dari kedua model ini, Management-by-Expectation-Passive, adalah pemimpin yang akan turun membantu tim ketika permasalahan terjadi, pemimpin ini cenderung memiliki kinerja yang rendah atau standar kepemimpinan tidak terpenuhi oleh pemimpinnya (Hamid, Shah, Rahman & Badlishah, 2020). Sedangkan, Laissez-Faire merupakan pemimpin yang lepas tangan di mana pemimpin menghindari atau menunda membuat keputusan, terlibat atau memotivasi pengikut (Ekizler & Bolelli, 2020).

Setelah kita mengetahui apa itu gaya kepemimpinan, maka kita juga harus mengetahui apa itu kepribadian, karena gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan kepribadian (Pit’ay, 2021). Dengan adanya hubungan antara kepribadian dan gaya kepemimpinan, menjadi sangat penting untuk memahami ciri-ciri kepribadian seorang pemimpin (Lopez-Perry, 2020).

Apa itu Kepribadian?

Kepribadian merupakan pola pikir, emosi, perilaku yang bertahan lama dan khas yang mencirikan cara individu beradaptasi dengan dunia (King, 2016). Kepribadian, yang pada artikel ini akan dibahas melalui teori Big Five Personality, merupakan teori sifat dan faktor kepribadian berdasarkan lima faktor analisis. Faktor kepribadian yang dikemukakan oleh Big Five Personality adalah Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism/Emotional Stability dan Openness to Experience (Costa & McCrae, 1992; Kalshoven, Den Hartog & De Hoogh, 2011). Berikut Faktor — faktor Big Five Personality menurut McCrae & Costa (1987):

Extraversion, merupakan faktor yang berhubungan dengan tingkat interaksi dan kenyamanan dengan orang lain serta berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi yang ditandai dengan senang bertemu dengan orang lain, ceria dan ramah.

Agreeableness, merupakan faktor yang berkaitan dengan rasa keterikatan dengan orang lain, yang ditandai dengan baik hati, dapat dipercaya, bersimpati dan dapat bekerja sama.

Conscientiousness, merupakan faktor yang diatur oleh hati nurani dan ketelitian, yang ditandai dengan individu yang pekerja keras, disiplin, terorganisir dan bertanggung jawab.

Emotional Stability/Neuroticism, merupakan faktor yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempertahankan keadaan emosional individu.

Openness to Experience, merupakan faktor yang berhubungan dengan keterbukaan dengan minat pada hal yang luas dan berani mencoba hal-hal baru serta memiliki ide yang luas.

Apa keterkaitan antara kepribadian dengan gaya kepemimpinan seseorang?

Setelah kita mengetahui apa itu kepribadian berdasarkan Big Five Personality dan gaya kepemimpinan individu dalam memimpin kelompok atau organisasi, maka kita bisa mencari apa keterkaitan di antara keduanya. Seperti, pengaruh kepribadian seseorang dalam seseorang untuk memimpin kelompoknya. Hassan, Asad & Hoshino (2016) mengatakan, salah satu pendekatan paling awal untuk memahami kepemimpinan adalah pendekatan sifat yang menekankan pada kepribadian pemimpin. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepribadian memberikan pengaruh kepada gaya kepemimpinan seseorang.

Berdasarkan penjelasan macam-macam gaya kepemimpinan, didapatkan 3 (tiga) gaya, yaitu Transformational Leadership, Transactional Leadership, dan Passive Avoidant Leadership (Garcia, Duncan, Carmody-Bubb, & Ree, 2014). Dari ketiga gaya ini, dapat kita lihat apakah terdapat keterkaitan kepribadian dengan gaya kepemimpinan seseorang. Hasil penelitian yang dilakukan Bono & Judge (2004) menyatakan bahwa Transformational Leadership dan Transactional Leadership memiliki hubungan yang positif dengan Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, dan Openness to Experience. Sedangkan untuk faktor Neuroticism memiliki hubungan yang negatif di kedua gaya kepemimpinan tersebut. Faktor Neuroticism memiliki hubungan yang positif dengan Passive Avoidant Leadership. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Hetland, Sandal & Johnsen (2008), didapatkan bahwa Transformational Leadership dan Transactional Leadership memiliki hubungan yang positif dengan Extraversion, Agreeableness dan Conscientiousness. Sedangkan untuk Passive Avoidant Leadership memiliki hubungan yang positif dengan Neuroticism, Extraversion dan Openness to Experience.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa pemimpin yang mudah bersosialisasi, ramah, dapat bekerja sama, memiliki ketelitian yang tinggi, serta berani mencoba hal baru dan memiliki ide yang luas cenderung memiliki gaya kepemimpinan Transformational Leadership dan Transactional Leadership. Sedangkan, pemimpin yang tidak memiliki kemampuan dalam mempertahankan keadaan emosionalnya cenderung memiliki gaya kepemimpinan Passive Avoidant Leadership.

Kesimpulan

Dengan perubahan perkembangan yang saat ini terus terjadi, penting bagi kita untuk mengetahui cara menjadi pemimpin yang bisa mengikuti perubahan. Dalam memimpin kelompok, pemimpin cenderung memiliki cara atau gayanya masing-masing. Barbuto & Cummins-Brown (dalam Garcia, Duncan, Carmody-Bubb, & Ree, 2014) menjelaskan macam-macam gaya kepemimpinan yaitu Transformational Leadership, Transactional Leadership dan Passive Avoidant Leadership. Perbedaan gaya kepemimpinan tentu dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah kepribadian.

Keterkaitan antara kepribadian dengan gaya kepribadian dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian. Salah satunya penelitian yang dilakukan Bono (2004), yang menyatakan bahwa Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness dan Openness to Experience memiliki hubungan yang positif dengan gaya kepemimpinan Transformational Leadership dan Transactional Leadership, sedangkan untuk Neuroticism memiliki hubungan yang positif dengan gaya kepemimpinan Passive Avoidant. Dapat disimpulkan, apabila kita mengetahui dan mengenali kepribadian diri masing-masing, maka kita dapat mengetahui dan menerapkan gaya kepemimpinan yang cocok dalam memimpin kelompok atau organisasi.

— Supported by the Data Analytics & Psychometrics Team of PT Humanika Bisnis Digital.

Referensi

Bono, J. E., & Judge, T. A. (2004). Personality and transformational and transactional leadership: a meta-analysis. Journal of Applied Psychology, 89(5), 901.

Costa, P. T. Jr.& McCrae, R R. (1992). ‘Four Ways Five Factors are Basic’, Personality Individual Differences 13, 653–665.

Dewi, N., & Wibowo, R. (2020). The effect of leadership style, organizational culture and motivation on employee performance. Management Science Letters, 10(9), 2037–2044.

Eddy, P. L., & VanDerLinden, K. E. (2006). Emerging definitions of leadership in higher education: New visions of leadership or same old “hero” leader?. Community College Review, 34(1), 5–26.

Ekizler, H., & Bolelli, M. (2020). Effects of Dark Triad on Transformational, Transactional and Laissez-Faire Leadership Styles. OPUS Uluslararası Toplum Araştırmaları Dergisi, 16(32), 4621–4648.

Erben, G. S., & Güneşer, A. B. (2008). The relationship between paternalistic leadership and organizational commitment: Investigating the role of climate regarding ethics. Journal of Business Ethics, 82(4), 955–968.

Garcia, M., Duncan, P., Carmody-Bubb, M., & Ree, M. J. (2014). You have what? Personality! Traits that predict leadership styles for elementary principals. Psychology, 2014.

Hamid, K. A., Shah, S. M. M., Rahman, N. I. A., & Badlishah, S. (2020). The Moderating Impact of Performance Appraisal Politics On Leadership Styles And Job Performance: Overview From Banking Sector In Pakistan. Journal of Critical Reviews, 7(5), 183–189.

Hassan, H., Asad, S., & Hoshino, Y. (2016). Determinants of leadership style in big five personality dimensions. universal journal of management, 4(4), 161–179.

Hetland, H., Sandal, G. M., & Johnsen, T. B. (2008). Followers’ personality and leadership. Journal of Leadership & Organizational Studies, 14(4), 322–331.

Kalshoven, K., Den Hartog, D, N., & De Hoogh, A, H, B. (2011). Ethical Leader Behavior and Big Five Factors of Personality. Journal of Business Ethics. 100(2); 349–366.

King, L. A. (2016). The science of psychology: An appreciative view. McGraw-Hill Education.

Lopez-Perry, C. (2020). Transformational leadership and the big five personality traits of counselor educators. Journal of Counselor Leadership and Advocacy, 7(2), 132–146.

McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1987). Validation of the five-factor model of personality across instruments and observers. Journal of personality and social psychology, 52(1), 81.

Özbağ, G. K. (2016). The role of personality in leadership: Five factor personality traits and ethical leadership. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 235, 235–242.

Pit’ay, M. V. (2021). Relationship between Principal’s Leadership Style and Personality Competence of Kindergarten Teachers in Alak District, Kupang City. Early Childhood Education Development and Studies (ECEDS), 2(1), 16–22.

Woods, P. A. (2004). Democratic leadership: drawing distinctions with distributed leadership. International Journal of Leadership in Education, 7(1), 3–26