Peran Komunikasi Dalam Suatu Organisasi

Komunikasi menjadi hal yang berkaitan erat dengan manusia. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan individu lain untuk berinteraksi. Salah satu bentuk interaksi adalah dengan berkomunikasi. Harold D. Lasswell (sebagaimana dikutip dalam Putri, 2021) mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman informasi atau pesan dari pengirim kepada penerima yang disertai dengan adanya feedback yang diberikan oleh penerima informasi. Komunikasi berlaku pada setiap kegiatan sehari-hari, baik individu, kelompok, maupun dalam organisasi.

Komunikasi memegang peranan yang cukup penting dalam sebuah organisasi. Keefektivitasan komunikasi dapat memberikan pengaruh dan manfaat yang signifikan bagi organisasi. Ipaenin (2023) menjelaskan bahwa dengan adanya komunikasi yang baik dan efektif antar anggota, maka kesempatan untuk berkolaborasi akan semakin terbuka. Anggota-anggota dalam organisasi dapat berdiskusi, menuangkan serta berbagi ide, gagasan maupun pengetahuan. Selain itu, dengan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi operasional organisasi dengan meminimalisir adanya resiko kesalahan kerja, mempercepat proses kerja, dan menghindari adanya konflik intrapersonal. Komunikasi yang baik, terbuka, dan saling mendukung juga akan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Lingkungan kerja yang positif akan membuat anggota merasa nyaman sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja serta kinerja dan produktivitas para anggota. Dengan begitu maka tujuan organisasi dapat tercapai.
Riggio (sebagaimana dikutip dalam Alfiyyah et al., 2021) memaparkan beberapa jenis komunikasi dalam organisasi atau tempat kerja, yaitu:

  1. Downward communication
    Downward communication didefinisikan sebagai bentuk komunikasi atau penyampaian pesan yang dilakukan oleh atasan sebagai pengirim dan bawahan sebagai penerima informasi tersebut. Contoh dari downward communication adalah supervisor memberikan perintah, instruksi atau arahan kepada staf.

  2. Upward communication
    Upward communication merupakan bentuk komunikasi atau penyampaian pesan oleh bawahan sebagai pengirim dan atasan sebagai penerima pesan. Contohnya adalah ketika seorang staf memberikan laporan kepada supervisor nya mengenai laporan penjualan selama satu bulan terakhir.

  3. Lateral communication
    Lateral communication adalah jenis komunikasi antara anggota organisasi yang berada pada level atau posisi yang setara. Contohnya adalah divisi HR dan divisi finance melakukan koordinasi untuk biaya pelatihan anggota.

Komunikasi yang buruk dan tidak efekti tentunya akan memberikan dampak negatif bagi organisasi. Menurut Comting (2019), komunikasi yang tidak berjalan dengan efektif akan meningkatkan konflik atau kesalahan kerja karena adanya kesalahpahaman. Hal ini tentunya akan menghambat tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu, lingkungan dan suasana kerja juga akan menjadi tidak positif karena adanya konflik-konflik antar anggota. Lingkungan kerja yang tidak nyaman dan kondusif akan menurunkan motivasi kerja anggota-anggota dalam organisasi sehingga kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak optimal.

Guna menciptakan komunikasi yang baik dalam suatu organisasi, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh stakeholder di dalamnya. Cara tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan internal untuk memperkuat solidaritas, ikatan, dan saling mengenal anggota sehingga dapat menciptakan iklim yang positif. Selain itu penting bagi anggota organisasi untuk selalu melakukan cross check dalam melakukan koordinasi atau menerima arahan untuk menghindari adanya miskomunikasi sehingga tidak menghambat aliran kerja. Organisasi juga perlu untuk menerapkan budaya komunikasi yang terbuka dan transparan antar anggota. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan rapat rutin secara berkala untuk membahas progres kerja serta hal yang akan dilakukan kedepannya (HRPods, 2023). Anggota yang memiliki jabatan yang lebih tinggi juga dapat mendorong sesama anggotanya untuk terbuka terhadap pendapat atau gagasan yang dimiliki. Dengan begitu maka kepuasan kerja anggota organisasi akan meningkat karena merasa dianggap dan didengar oleh organisasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi menjadi aset yang penting dan menjadi salah satu pondasi dalam operasional organisasi. Dengan membentuk strategi komunikasi yang baik, maka kegiatan dalam organisasi akan berjalan dengan lancar sehingga dapat mencapai tujuan utama yang telah ditentukan.

DAFTAR REFERENSI

Alfiyyah, '., Putri, M. E., & Hanifa, S. (2021). Psikologi industri dan organisasi komunikasi. Retrieved from Studocu.

Comting, D. (2019). Apa dampak bila bicara tidak efektif di perusahaan anda? Retrieved from Kompasiana: Apa Dampak Bila Bicara Tidak Efektif di Perusahaan Anda? Halaman 1 - Kompasiana.com

HRPods. (2023). 7 Langkah membentuk strategi komunikasi organisasi. Retrieved from HRPods: 7 Langkah Membentuk Strategi Komunikasi Organisasi

Ipaenin, T. F. (2023, July 3). Apa peran penting komunikasi dalam organisasi? Ini jawabannya. Retrieved from Times Indonesia: Apa Peran Penting Komunikasi dalam Organisasi? Ini Jawabannya - TIMES Indonesia

Putri, V. K. (2021, December 3). Proses dan Fungsi Komunikasi Menurut Para Ahli. Retrieved from Kompas: Proses dan Fungsi Komunikasi Menurut Para Ahli Halaman all - Kompas.com

1 Suka