Musik Low-Fidelity (lo-fi) sebagai Teman Belajar

Veronica Gabriele Soedira

"Satu hal yang baik tentang musik, ketika menyentuhmu, kamu tidak merasakan sakit." - Bob Marley

Yap! kata Bob Marley, ketika kita mendengarkan musik, rasa sakit itu tidak ada. Lalu, apa kaitannya dengan belajar? Terkadang, ketika kita mempelajari materi pelajaran, tidak menutup kemungkinan bahwa kita merasa capek atau kesulitan untuk fokus. Tetapi, ada lho sobat jenis musik yang katanya bisa membantu kita untuk rileks dalam belajar. Musik tersebut dinamakan dengan musik Low-Fidelity atau musik lo-fi. Musik lo-fi sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990. Arti dari musik lo-fi sendiri adalah nada-nada pada musik ini rendah dan disusun dengan rapi, sehingga bisa mendorong terciptanya ketenangan.


Sumber Gambar: PramborsFM

Sebelum kita belajar bersama-sama mengenai fungsi musik lo-fi, sebetulnya penelitian tentang kaitan antara musik dan kemampuan kognitif sudah banyak dilakukan. Perkembangan musik terus terjadi dari masa ke masa dengan khas dan alirannya masing-masing. Dewasa ini, musik lo-fi sedang menjadi trend dan katanya bisa membuat rileks dalam belajar. Selain adanya nada-nada rendah dalam musik lo-fi, produksi perekamannya cenderung memiliki ketidaksempurnaan teknis seperti desisan pita dan suara statis (Supper, 2018). Kemudian, musik lo-fi dapat dikategorikan sebagai low-arousal music. Karena, menurut Nguyen dan Grahn (2017), arousal afektif yang rendah dapat menghasilkan perasaan tenang.

Peran musik lo-fi sebagai musik yang membuat rileks saat belajar juga didukung oleh penelitian oleh Wang (2020) yang menyatakan bahwa seseorang sering mendengarkan kompilasi musik lo-fi saat belajar atau mempersiapkan ujian. Mendengarkan musik dengan tempo yang lambat dan easy listening seperti lo-fi juga dapat membuat hormon serotonin dan dopamin dalam tubuh dikeluarkan. Kedua hormon tersebut merupakan happy hormone yang dapat membawa perasaan positif dalam diri.

Jadi, sobat udah pernah mendengarkan musik lo-fi sebagai teman belajar belum nih? :blush:

Referensi:
Binus University. (2022). MUSIK LO-FI UNTUK RELAKSASI. Musik Lo-fi Untuk Relaksasi – Paramabira (binus.ac.id)

Listiarini, P. (2021). Mengenal Musik Lo-Fi, Teman Belajar Kaum Milenial. Kumparan. Mengenal Musik Lo-Fi, Teman Belajar Kaum Milenial | kumparan.com

Wang, J. (2020). Lofi hip-hop radio: Beats to relax/study to. The Word: The Stanford Journal of Student Hiphop Research, 1(1), 10-23. lofi hip-hop radio: beats to relax/study to | The Word: Tha Stanford Journal of Student Hiphop Research

Supper, A. (2018). Listening for the hiss: Lo-fi liner notes as curatorial practices. Popular Music, 37(2), 253-270. Listening for the hiss: lo-fi liner notes as curatorial practices | Popular Music | Cambridge Core

Nguyen, T., & Grahn, J. A. (2017). Mind your music: The effects of music-induced mood and arousal across different memory tasks. Psychomusicology: Music, Mind and Brain, 27(2), 81-94. 10.

Anggraita, A. D., Claudia, C., Pilartomo, R. A., Suwandi, S., Budiarso, S., & Aryanto, C. B. (2021). Pengaruh Musik Low-Fidelity (lo-fi) terhadap Pemahaman Bacaan Mahasiswa Indonesia di Jabodetabek. Mind Set, 12(1), 10-20. View of Pengaruh Musik Low-Fidelity (lo-fi) terhadap Pemahaman Bacaan Mahasiswa Indonesia di Jabodetabek (univpancasila.ac.id)

1 Suka