Metode Efektif dalam Menganalisis Big Five Personality

Tim Penulis: Mia Dwi Pratiwi, Kendisza Larassati, Nur Adnan Sarofattullah

Kepribadian menggambarkan aspek perilaku yang stabil, bertahan lama, dan terdapat sifat*-sifat khusus dapat diukur, yang membedakan antar individu serta dapat memengaruhi pola perilaku karakteristik individu. Beberapa peneliti berupaya untuk mengidentifikasi sifat-*sifat utama kepribadian yang mengatur perilaku. Salah satu pendekatan yang dapat mengidentifikasi sifat kepribadian adalah Big Five Model. Big Five merupakan kelompok sifat yang dapat menentukan kepribadian utama manusia dan dapat memprediksi perilaku dengan baik. Big Five terdiri dari lima faktor utama yang mendasari faktor lain dalam kepribadian manusia. Berikut faktor-faktor Big Five menurut McCrae dan Costa (1987) :

  • Extraversion, faktor yang berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi dan tingkat kenyamanan dengan orang lain, ditandai oleh adanya semangat dan keantusiasan dalam membangun hubungan dengan orang lain.
  • Agreeableness, faktor yang berhubungan dengan rasa keterkaitan atau ikatan individu dengan sesama manusia, ditandai dengan individu yang baik hati, dapat kerjasama, dan dapat dipercaya.
  • Conscientiousness, faktor yang biasanya diatur oleh hati nurani atau careful, digambarkan dengan seseorang yang bertanggung jawab, terorganisir, menyukai keteraturan dan kedisiplinan.
  • Emotional stability, faktor yang berkaitan dengan kecenderungan untuk mempertahankan keadaan emosi yang seimbang.
  • Openness to experience, faktor keterbukaan untuk mengalami berbagai minat yang luas, berani dan memiliki daya tarik terhadap hal-hal baru.

Perkembangan Big Five

Perkembangan Big Five pertama kali diawali oleh Allport dan Odbert (1936) yang melakukan penelitian leksikal dengan menyusun semua istilah kepribadian dari kamus Bahasa Inggris lengkap*,* untuk dapat membedakan tingkah laku manusia. Istilah kepribadian ini membentuk 4500 daftar istilah sifat kepribadian. Daftar tersebut dirasa terlalu terlalu besar untuk menggambarkan kepribadian individu, sehingga Cattell (1943) mengelompokkan 4.500 istilah sifat kepribadian tersebut menjadi 35 variabel yang dilakukan secara semantik, oleh pengelompokan sinonim yaitu mengelompokkan semua istilah yang identik menjadi satu. Namun, ketika variabel Cattell dianalisis kembali oleh beberapa peneliti, hanya lima faktor yang muncul berulang dan terbukti relatif kuat (Goldberg, 1990). Kemudian pada tahun 1981 lima faktor ini diperkenalkan oleh Goldberg sebagai Big Five. Goldberg juga menjelaskan bahwa struktur Big Five tidak menunjukan bahwa perbedaan kepribadian dilihat dari lima faktor. Namun, faktor tersebut merangkum sejumlah besar perbedaan karakter kepribadian menjadi lebih spesifik (John, 2008).

Faktor Big Five Dapat Lebih Sederhana

Big Five terdiri dari lima faktor utama yang menjadi dasar dalam mengidentifikasi sifat*-*sifat kepribadian manusia. Faktor-faktor tersebut sebenarnya masih dapat disederhanakan dengan metode higher-order factor. Metode ini akan memunculkan faktor yang lebih mendasari seluruh sifat kepribadian. Higher-order factor dilakukan dengan memfaktorkan korelasi di antara faktor-faktor Big Five, sehingga akan memunculkan faktor yang lebih tinggi dari faktor Big Five yang lain (Musek, 2007; Gorsuch, 2014). Higher-order factor umumnya lebih dipilih karena faktor Big Five biasanya hanya mewakili konstruk dalam ruang lingkup sempit. Hal ini berbeda dengan higher-order factor yang menghasilkan generalisasi konstruk yang lebih tinggi. Higher-order factor juga menunjukan tingkat deskripsi yang sangat luas, sehingga dapat memprediksi berbagai fenomena (Wolff & Preising, 2005)

Digman (1997) menemukan bahwa terdapat dua higher-order factor yang dihasilkan dari interkorelasi antar faktor-faktor Big Five, yaitu stability dan plasticity. Stability dibentuk dari faktor-faktor Big Five (agreeableness, conscientiousness, dan emotional stability) yang memiliki karakteristik pengendalian perilaku, yaitu kecenderungan untuk mengontrol perilaku dan menahan diri dari tindakan merusak secara sosial. Plasticity dibentuk dari faktor-faktor Big Five (extraversion dan openness) dengan karakteristik personal growth, yaitu kecenderungan seseorang ​​untuk mengaktualisasikan, memelihara, dan meningkatkan pengalaman hidupnya.

Gambar 1. Higher-order factor Big Five (Digman, 1972)

Higher-order factor pada Big Five juga dapat membentuk faktor general dari seluruh faktor Big Five. Perpaduan dari semua aspek faktor kepribadian Big Five yang memiliki nilai positif akan membentuk satu higher-order factor, yaitu general factor of personality (Musek (2007). General factor of personality berkaitan dengan emotionality (affect), personal well-being, dan self-esteem. Oleh karenanya individu dengan general factor of personality tinggi digambarkan sebagai orang yang berpikiran terbuka, pekerja keras, mudah bergaul, ramah, dan stabil secara emosional.

Menjabarkan Faktor-Faktor Big Five

Big Five tidak hanya dapat disederhanakan, faktor-faktor Big Five juga dapat dijabarkan sehingga akan lebih menjelaskan sifat*-sifat Big Five. Penjabaran sifat-sifat Big Five dilakukan dengan menggabungkan faktor Big Five yaitu menggunakan circumplex model. Circumplex model adalah model yang menyusun dua faktor, kemudian sifat-*sifat pada tiap faktor didistribusikan di sekitar lingkaran dan setiap konsep bergabung dengan yang berdekatan.

Metode yang menggunakan satu faktor hanya akan memunculkan satu sifat yang paling tinggi, sehingga banyak hal penting untuk mendeskripsikan seseorang yang diabaikan (Halverson, Kohnstamm, Martin, Dkk, 2014). De Raad, Hendriks, dan Hofstee (1992) melakukan penelitian mengenai Big Five Circumplex, penelitian ini dilakukan karena metode sederhana belum dapat mencakup semua varian kepribadian, sehingga mendeskripsikan sifat menjadi tidak sempurna. Hasil penelitian ini menemukan bahwa circumplex model paling baik dalam mendeskripsikan kepribadian karena diwakili oleh persinggungan antar dua faktor Big Five.

Circumplex pada Big Five dibentuk dengan memasangkan semua kemungkinan pasangan dari faktor Big Five sebagai koordinat, kemudian didistribusikan pada lingkaran. Setiap circumplex memiliki empat kutub faktor. Keempat kutub tersebut akan membentuk 12 segmen yang berasal dari campuran setiap kutub dengan dua kutub (kutub positif atau negatif) faktor lainnya. Misalnya circumplex yang didasarkan pada faktor I (extraversion) dan V (openness), maka empat kutub tersebut yaitu I+, I-, V+, dan V-, sehingga segmen yang terbentuk seperti I+I+, I+V-, I+V+, I+V-, I-V+, I-V-, dan V+V+. Dapat lihat pada gambar 2.

Gambar 2. Big Five Circumplex faktor I dan V

Pencampuran sifat*-*sifat dalam tiap kutub faktor pada circumplex akan membentuk sifat kepribadian yang baru. Misalnya, extraversion positif dan openness negatif membentuk sifat verbose atau bertele-tele (Hofstee dkk, 1992).

Menggunakan Big Five Saja Tidak Cukup

Pada umumnya, analisis gambaran kepribadian menggunakan Big Five Theory, dilihat berdasarkan faktor Big Five yang dominan muncul pada individu tersebut. Hal tersebut membuat banyak sifat*-*sifat dari faktor lain yang tidak dominan menjadi diabaikan. Deskripsi kepribadian menjadi lebih sempit ruang lingkupnya karena hanya diwakili oleh beberapa faktor yang dominan saja.

Gambar 3. Menggunakan Big Five Saja Tidak Cukup

Circumplex model dan higher-order factor lebih luas cakupannya dalam mendeskripsikan sifat kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan kedua metode ini menggunakan dua atau lebih faktor Big Five. Halverson, Kohnstamm, Martin, Dkk (2014) mengemukakan bahwa mayoritas sifat dalam kepribadian paling baik dijelaskan oleh dua faktor Big Five. Oleh karenanya*, circumplex model* dan higher-order factor adalah metode yang paling tepat untuk menganalisis sifat*-*sifat kepribadian pada Big Five.

— Supported by the Psychometrics & Data Analytics Team of PT. Humanika Bisnis Digital.

Referensi

Allport, G. W., & Odbert, H. S. (1936). Trait-names: A psycho-lexical study. Psychological monographs, 47(1).

Digman, J. M. (1997). Higher-order factor of the Big Five . Journal of personality and social psychology, 73(6), 1246.

Halverson Jr, C. F., Kohnstamm, G. A., Martin, R. P., Halverson, C. F., & Kohnstamm, G. A. (Eds.). (2014). The developing structure of temperament and personality from infancy to adulthood. Psychology Press.

Hofstee, W. K., De Raad, B., & Goldberg, L. R. (1992). Integration of the big five and circumplex approaches to trait structure. Journal of personality and social psychology, 63(1), 146.

Huczynski, A. A., & Buchana, D. A. (2013). Organizational Behavior (8 ͭ ͪ ed). New York : Pearson Education, Inc.

Goldberg, L. R. (1990). An alternative” description of personality”: the big-five factor structure. Journal of personality and social psychology, 59(6), 1216.

Goldberg, L. R., Johnson, J. A., Eber, H. W., Hogan, R., Ashton, M. C., Cloninger, C. R., & Gough, H. G. (2006). The international personality item pool and the future of public-domain personality measures. Journal of Research in personality, 40(1), 84–96.

Gorsuch, R. L. (2014). Factor analysis: Classic edition. New York: Taylor & Francis Group

John, O. P., Naumann, L. P., & Soto, C. J. (2008). Paradigm shift to the integrative big five trait taxonomy. Handbook of personality: Theory and research, 3(2), 114–158.

McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1987). Validation of the five-factor model of personality across instruments and observers. Journal of personality and social psychology, 52(1), 81.

Musek, J. (2007). A general factor of personality: Evidence for the Big One in the Five -factor model. Journal of research in personality, 41(6), 1213–1233.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational Behavior (15 ͭ ͪ ed). New York : Pearson Education, Inc.

Van der Linden, D., te Nijenhuis, J., & Bakker, A. B. (2010). The general factor of personality: A meta-analysis of Big Five intercorrelations and a criterion-related validity study. Journal of research in personality, 44(3), 315–327.

Wolff, H. G., & Preising, K. (2005). Exploring item and higher-order factor structure with the Schmid-Leiman solution: Syntax codes for SPSS and SAS. Behavior Research Methods, 37(1), 48–58.

Wilt, J., Olson, B. D., & Mcadams, D. P. (2011). Higher-order factor of the Big Five predict exploration and threat in life stories. Journal of Research in Personality, 45(6), 613–621.

Yung, Y. F., Thissen, D., & Mcleod, L. D. (1999). On the relationship between the higher-order factor model and the hierarchical factor model. Psychometrika, 64(2), 113–128.